Sabtu, 31 Mei 2014 @ 09.20
Ini adalah cerpen buatanku misteeer! hope you like it hihi
Pukul lima sore. Akhir akhir ini aku merasa
beberapa bulan terakhir ini
setiap kegiatan yang aku lakukan
terasa sangat monoton. Sekolah-rumah-baca novel-sekolah-rumah-baca novel. Seperti
itu terus. Ada beberapa kegiatan yang mengharuskan aku pulang setelat ini. Pak pris tidak bisa menjemputku karena ada keperluan
pribadi. Dengan jalan kaki menuju rumah aku
mengadah. Ada beberapa impian yang beberapa hari melintas. Tentang pergi ke
inggris. Negara dengan penuh pesona yang sangat hebat menurutku. Ah mustahil,
aku ingin menginjakan kaki ku di tanah
Britania dengan hasil usahaku sendiri.
Beberapa
lagkah lagi menuju rumah. Sambil menghibur diri. Aku membayangkan beberapa
objek yang sangat terkenal di Inggris. Andai saja aku mampu pergi ke sana itu adalah impian terbesarku! Andai
aku bisa kesana.
Beberapa
pikiran yang melintas tentang Negara Inggris menyita beberapa waktu dan fikiranku. Tidak terasa, aku sudah berada di depan gerbang rumah.
Dengan
langkah gontai aku menuju pintu kamar yang menurutku
bak surga tersebut. Keadaan rumah masih sama
dengan kemarin. sepi. Kedua orang tua ku sibuk dengan beberapa urusan mereka.
“ini non
makannya maaf kalo kurang enak tadi bibi sendiri yang buat, bibi gak sempat beli bahan makanan soalnya
Ibu udah keburu pergi”
“engga apa-apa kok bi. Taruh aja di
situ. Makasih ya bi”
“yaudah non bibi kebawah lagi ya” ujar bibi dengan Senyum.
Monoton bukan? Apanya yang di spesialkan dari hari hari ku ini?
***
Rutinitas
sebelum aku tidur adalah sama dengan para remaja pada umumnya.
membuka situs web favorit seperti Facebook dan Twitter.
Maklum remaja. Tiba tiba mata ku membelalak
ketika aku melihat Facebook Page Sekolahku. Tuhan, apa kah sudah saatnya aku
mewujudkannya......
***
“kak banyak amat lu beli snack kaya gitu,
buat apa?”
“anak kecil engga boleh sok tau urusan
orang desawa”
“Sombong
amat sih”
“bodo” ujarku jutek sambil membawa tas belanjaan dengan isi berbagai jenis snack.
Aku kembali membuka Facebook page sekolah ku sambil
memandangi postingan tersebut. . ada Sponsor
yang memutuskan bekerja sama dengan beberapa sekolah ternama di jakarta untuk
mengadakan
lomba menulis ( Cerpen, Fiksi Penggemar, puisi, Ataupun Deskriptif Teks) dengan
latar belakang “Britania Raya” dan
sekolah ku memang termasuk salah satu sekolah bagus dan terfavorit di Jakarta.
Akhirnya, dengan syarat membeli produk snack mereka sebanyak banyaknya dan
mengumpulkan kode yang berisi poin, dan kode tersebut dapat disubmit bersama
dengan Hasil naskah-nya. Peserta berkesempatan mendapatkan hadiah yang
menggiurkan, yaitu
berlibur ke Inggris selama satu minggu dan juga berkesempatan mengikuti
seminar dan berbagai pameran sastra dan Seni disana dengan
latar memberi kesempatan dan pengalaman kepada para siswa siswi yang berbakat.
Aku langsung memandangi Wish list
ku selama ini dan Difikiranku langsung terbayang aku berada diantara karya
karya Seni modern dan Temporer yang ada di Tate Modern, Mengenakan Gaun kebangsaan
Inggris dan berpose didepan Buckingham Palace,
Berjalan jalan ringan sambil membuat video di sepanjang Thames River ,
Naik london eye di malam hari dan berhenti tepat searah jarum jam 12 dan
memandangi indahnya Panorama london di malam hari, Berfoto
didepan stadion stadion legendaris Inggris dan mengenakan jersey official-nya, Mengunjungi Madame Tussauds dan berpose
bersama figur figur Idolaku lalu....... ah sudahlah. Membayangkannya tidak
membuatku langsung berada disana. Aku harus menyelesaikan karyaku sekarang juga.
***
“Ran, lo udah submit cerita lo
belum?” tanya Risya.
“Udah,
tapi jujur
gue gak yakin, Saingannya itu
loh. Anak anak
yang jago sastra disekolah ini pada ikutan semua.
Padahal tuh yah gue ngerasa karya
gue tuh udah maksimal, Tapi tetep aja ngerasa kurang. Menurut lu gue harus gimana?”
“Raniiiiiiiiii,
Lo ga boleh pesimis. Kalo bukan sekarang kapan lagi lo wujudin semua impian lo?
Inggris Ran inggris! Optimis aja dulu gak ada salahnya” ujar Risya
“Iya
deh sya tapi tetep aja gue ngerasa gak pede”
“Jangan
jadi kaya pecundang gitu deh Ran”
“Iya
risya sahabatkuuu, udah ah keburu sore gue mau mampir ke toko
buku. Mau ikut nggak?”
“engga deh males. Masih ada latihan teater,
duluan aja”
“yaudah gue duluan yaaa” ujarku sambil berlalu
***
Lonceng
yang biasa ditaruh didepan pintu masuk toko buku ini berbunyi nyaring. Tanda bahwa ada tamu yang datang.
Dengan langkah mantap aku menyusuri sap buku yang didepannya bertuliskan “Novel
Remaja” tiga buku sudah ditangan
kemudian aku langsung beranjak menuju kasir.
“Seratus dua puluh
lima ribu rupiah” ujar kasir tersebut sambil menimpalkan senyum
“ini
uangnya”
jawabku
“terimakasih”
***
Setibanya
dikamar aku membuka plastik
bungkusan berisi novel novel ku.
Aku tersentak, aku hanya membeli tiga buah novel. Mengapa
didalam bungkusan terdapat empat buah novel? Novel dengan cover yang lusuh dan
agak berdebu. Dan setelah aku melihat judulnya, ternyata ini buku Wishing Note
Lembar pertama…
Nadiva Alia Kamila
= lulus dengan nilai yang baik dan dapat universitas
yang dia inginkan.
Wahyudi nurfakih fauzan= bisa membiayai
orang tuanya yang sedang sakit.
Dan masih banyak nama nama
lainnya. Aku tercengang. Buku ini Aneh.
“konyol” ujarku sambil tertawa kecil. Kemudian aku memasukan buku tersebut bersama
buku pelajaran yang lain.
***
“Yaampun, Makin banyak ini
saingannya” dengan gesit satu persatu aku perhatikan nama dan hasil karya yang
mereka buat. Menakjubkan. Tingkat
ke-percayaan-diri ku menurun drastin;
Ah
iya. Tiba tiba keisengan-ku muncul.
Wishing note. Tiba tiba aku teringat dengan
buku konyol itu. Karena halamannya yang sudah kumal, Dengan
hati-hati aku juga menuliskan “Rania Maharani
= Menang lomba menulis dan pergi ke Inggris”
ah rapih. Aku tutup buku itu dan taruh buku tersebut ditempat semula. Selesai.
Aku turun kelantai bawah. Ada apa ini? Suasana
disini kok jadi begini. Tidak biasanya.
Aku menuju dapur. Hey mahluk apa itu?
Badannya terlihat agak bulat.
“hey nona” aku terkesiap mahluk cantik
dengan badan yang agak bulat dan kecil.
Aneh.
“si…siapa kau?”
“Perkenalkan,
aku peri Clara. Aku sedang mencari buku milikku, yang berjudul Wishing note.
Bukankah buku itu ada padamu nona? Sepertinya buku-ku terjatuh kedalam kantung
belanjaanmu” mulutku menganga.
“h..hah?”
“iya. Aku adalah malaikat yang diutus Tuhan untuk mengabulkan
do’a do’a mereka. Tetapi ketika buku itu hilang aku jadi kerepotan nona.
Bisakah kau kembalikan buku tersebut nona?”
“apa alasan aku agar mengembalikan buku
itu?”
“karena buku itu sangat penting nona.
Apakah nona tega dengan manusia-manusia yang memiliki permintaan yang amat
penting tetapi tidak dapat terkabulkan?”
“baiklah,
yasudah tunggu disitu. Aku akan ambilkan
bukunya” dengan sedikit berat hati aku mengembalikan buku
tersebut. Padahal,aku ingin menelaah lebih dalam tentang buku tersebut
***
Lusa
berlalu dan hari ini adalah hari pengumuman siapa yang akan menang di lomba
tesebut. Aku-pun bersigap berangkat ke
sekolah. Sialnya, jalanan macet. Dan untungnya, gerbang belum sempat ditutup.
Aku bergegas lari menuju kelas. Belum ada guru yang masuk, kelas yang semula
berisik tiba tiba menjadi hening saat aku memasuki ruangan kelas. Aneh. Aku
langsung duduk dibangku-ku dan bertanya kepada Risya
“Sya, kok pada diem sih? Tegang
banget kayaknya.”
Risya lagi lagi Cuma diam dan
sibuk mengeluarkan Buku. Aku semakin bingung, keadaan ini membuatku gugup.
Tiba tiba pak Rudi, guru bahasa
Indonesia-ku memasuki ruang kelas dengan sangat tegang, tidak seperti biasanya.
Kemudian dia langsung berteriak “SELAMAT KEPADA RANIA
MAHARANIIIIIIIIIIIIIIIIIIII”
Aku hanya tercengang. Selamat?
Selamat untuk apa?
“Selamat untuk apa pak?”
tanyaku heran
“Kamu berhasil memenangkan
Lomba menulis dan berhak mendapat hadiah liburan tersebut Ran, selamaaaat!”
Kemudian 4 orang pria dan 2
orang wanita berpakaian rapih yang tidak lain adalah bagian daripada perusahaan
snack tersebut, mereka membawa Piagam besar yang bertuliskan namaku beserta
rincian hadiahnya. Sekelas bersorak-ramai. Kemudian aku maju ke depan kelas.
Aku diberikan piagam tersebut dan kemudian berfoto bersama.
Tetapi.... tiba tiba perasaan senangku hilang. Aku
teringat kepada Wishing Note . Aku
tidak pantas menjadi Juara........ aku telah berbuat curang. Aku menang bukan
karena hasil karyaku, tetapi karena Wishing Note tersebut.
“Pak.... tapi maaf saya tidak bisa menerima hadiah ini.”
Ujarku sambil menunduk
“Loh? Kenapa?” tiba tiba
suasana menjadi tegang.
“Saya memenangkan lomba ini
bukan karena hasil karya saya. Tapi karna saya menuliskan nama saya sendiri di
Wishing Note milik peri clara yang konon katanya, semua permintaan umat manusia
ada didalam buku tersebut.”
Kemudian, pak rudy mengusap
kepalaku.
“Hasil karya-mu memang bagus
Rania, kamu menang atas usaha-mu sendiri. Mungkin Wishing Note tersebut hanya
sebagai perantara. Bagaimanapun juga, usaha yang sudah kamu lakukan adalah usaha
yang terbaik. Hasil tulisanmu bagus, jelas, dan alasan kamu ingin pergi ke
Inggris pun sudah tergambar cukup jelas dalam hasil karyamu. Penyampaian yang
baik. Sekali lagi, ayo beri tepuk tangan Untuk Rania Maharani” ucap pak Rudy
sambil bertepuk Tangan.
Aku hanya bisa tersenyum haru,
akhirnya apa yang aku inginkan dapat tercapai. Kulihat dari kejauhan, peri
clara mengedipkan matanya kepadaku tanda bahwa aku sudah berhasil Mendapatkan
apa yang aku inginkan. Akhirnya aku bisa mengambil hikmahnya, Where There’s a will, There’s a way.
|